Senin, 22 April 2013

Thank's to Allah SWT,,, Save The Earth

Tidak diragukan bahwa tumbuhan memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfir. Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Nilai nutrisi tumbuhan, seperti juga keistimewan tumbuhan lainnya, dihasilkan oleh sel-sel yang dirancang khusus.

Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis". Sebenarnya, proses ini bukan dilakukan oleh sel melainkan oleh kloroplas, organel sel yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Organel kecil berwarna hijau ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Ia merupakan satu-satunya laboratorium di bumi yang mampu menyimpan energi matahari dalam zat organik.

Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200 miliar ton. Hasil yang sangat penting bagi semua makhluk hidup ini terealisasi melalui proses kimia yang sangat rumit. Ribuan pigmen "klorofil" dalam kloroplas bereaksi terhadap sinar matahari dalam waktu yang sangat singkat, sekitar 1/1000 detik. Itulah sebabnya mengapa banyak aktivitas yang terjadi dalam klorofil belum bisa teramati.

Mengubah energi matahari menjadi energi listrik atau energi kimia merupakan terobosan teknologi terbaru. Untuk melakukannya diperlukan peralatan berteknologi tinggi. Sebuah sel tumbuhan, yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, telah melakukan tugas ini selama jutaan tahun.

Sistem yang sempurna ini lagi-lagi menunjukkan Penciptaan - untuk dilihat seluruh manusia. Sistem fotosintesis yang sangat kompleks ini merupakan mekanisme yang di-rancang dan diciptakan oleh Allah. Inilah sebuah pabrik tanpa tanding yang disusutkan menjadi bidang sangat kecil di dedaunan. Rancangan tanpa cacat ini hanyalah salah satu dari tanda-tanda yang mengungkapkan bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Pemelihara seluruh alam.

Minggu, 21 April 2013

Tipe-tipe Wanita Dalam Al Quran

Ada sebuah ilustrasi menarik. Kalau kita masuk ke toko yang menjual pakaian wanita, pastilah kita akan mendapatkan begitu banyak pakaian dengan berbagai macam corak dan jenisnya. Pilihan, tentu sepenuhnya ada di tangan kita, tidak di tangan orang lain, karena kita yang akan mengenakan pakaian tersebut.

Begitu pun seorang wanita ketika berada di tengah-tengah masyarakat, ia bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang disukainya. Tentang hal ini Alquran menjelaskan empat tipe wanita.
Pertama, tipe wanita dengan kepribadian kuat. Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah, istri Fir'aun. Walaupun berada dalam "cengkeraman" Fir'aun, ia tetap teguh menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah.

Allah SWT mengabadikan doanya dalam Alquran, ''Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS. At-Tahrim: 11).
Kedua, tipe wanita yang berusaha menjaga kesucian dirinya. Tipe kedua ini diwakili oleh Siti Maryam. Dalam Surat Maryam ayat 20 disebutkan bahwa Maryam adalah seorang wanita suci yang tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.

Karena keutamaan inilah, Allah SWT berkenan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surat dalam Alquran dan menjadikannya ibu dari seorang nabi yang agung.
Ketiga, tipe wanita penghasut, penebar fitnah, penggemar gosip, dan sangat buruk hatinya. Ia adalah Hindun, istrinya Abu Lahab. Alquran menjuluki wanita ini sebagai "pembawa kayu bakar" atau wanita penyebar fitnah dan permusuhan. Allah SWT berfirman, ''Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa dan demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.'' (QS. Al-Lahab: 1-5).

Dalam sejarah diceritakan bagaimana "kehebatan" Hindun dalam menyebarkan gosip dan fitnah tentang Rasulullah SAW. Hindun pun dikenal sebagai partner terbaik Abu Lahab untuk menghambat dakwah Islam.
Keempat, tipe wanita penggoda. Tipe ini diperankan oleh Siti Zulaikha. Petualangan Zulaikha dalam menggoda Yusuf, dijelaskan dalam Alquran Surat Yusuf ayat 23, ''Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya, menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, "Marilah ke sini," Walaupun para tokoh yang dikisahkan dalam Alquran tersebut hidup ribuan tahun yang lalu, tapi karakteristik dan sifatnya tetap abadi hingga sekarang.

Ada tipe wanita pejuang yang kokoh keimanannya. Ada tipe wanita yang tegar dalam menjaga kesucian dirinya. Ada tipe wanita penghasut, dan ada pula tipe wanita penggoda. Tinggal keputusan kita mau memilih yang mana. Memilih yang pertama dan kedua, maka kemuliaan yang akan kita dapatkan. Sedangkan kalau memilih tipe ketiga dan keempat, enak memang karena nafsu terpenuhi, tapi lambat laun kehinaan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.

Wallahu a'lam bisshawab. 

Acara MQ Pagi (Republika Online)

Selasa, 16 April 2013

Tanpa Belajar,,, Saya Bisa Mengusir Syetan

Asslamulaikum Wr. Wb.

Banyak orang berkata bahwa saya bisa mengusir mahluk ghoib, dan banyak kawan meminta bantuan saya untuk mengusir makhluk tersebut. Bagaimana hukumnya kalau saya bisa melihat dan memberi pertolongan mengenal hal tersebut di atas? Sedangkan saya tidak belajar mengenai hal tersebut dan saya bisa dengan sendirinya. Apakah saya biarkan saja atau saya tolong kawan-kawan?

Wassalamualaikum.

Djoko



Jawaban:

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah, washshalatu wassalamu 'ala Rasulillah, Waba'du.

Kemampuan seperti itu bukan hal yang aneh bila kita cermati gaya parajin dan syetan dalam melancarkan trik licik. Kalau anda pernah naik bus dan ada pedagang yang memberikan begitu saja barang jualannya dan diletakkan di pangkuan anda, janganlah anda berbahagia dulu bahwa anda diberikan secara gratis. Barang itu sama sekali tidak gratis, sebab anda harus bayar.

Demikian juga dengan segala fasilitas 'gratis' itu, jangan bangga dulu bahwa anda bisa mengusir makhluk halus dengan kemampuan yang datang begitu saja. Sebab bisa saja kemampuan itu memang sengaja diberikan gratis terlebih dahulu biar anda merasa punya kekuatan itu sampai anda jadi merasa harus tetap punya.

Dengan segala kemampuan itu barangkali anda akan dikenal sebagai orang yang punya kemampuan mengusir makhluq ghaib. Sampai suatu saat, fasilitas itu akan dihentikan begitu saja oleh para jin dan anda akan merasa kehilangan. Saat itulah anda jadi bergantung kepada mereka, namun kali ini fasilitas itu tidak akan diberikan dengan gratis, tapi anda harus 'bayar'.

Bayarnya bukan dengan uang, sebab mereka tidak butuh uang. Tapi bayarnya dengan syirik, dosa, maksiat dan keingkaran kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat itu anda akan serba salah dan jin akan membuat anda memandang baik perbuatan itu. Misalnya demi kepentingan orang banyak dan penyembuhan mereka, maka anda akan digiring ke lembah syirik, dosa dan kemungkaran yang dihiasi dengan asesoris menarik.

Sekali lagi, bergaul dengan para makhluk halus itu anda harus ekstra hati-hati, sebab mereka adalah para profesor ahli di bidang tipu menipu. Sekali anda bergaul dengan mereka, anda akan masuk dalam jerat dan sulit lepas lagi.

Maka hanya kepada Allah SWT saja kita berlindung dan hanya kepada Allah saja kita minta pertolongan. Usir semua tiu daya itu dengan bertauhid kepada-Nya, memurnikan tauhid dan menguatkan hubungan dengan-Nya. Jangan lupa amalkan semua syariat Nabi-Nya yang shahih dan syamil (menyeluruh) serta jaga diri dari segala bentuk dosa, maksiat dan kemungkaran.

Wallahu a'lam bishshawab.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Ahmad Sarwat, Lc.

Gusti Allah ora sare

Malam telah larut saat saya meninggalkan kantor. Telah lewat pukul 11 malam. Pekerjaan yang menumpuk, membuat saya harus pulang selarut ini. Ah, hari yang menjemukan saat itu. Terlebih, setelah beberapa saat berjalan, warna langit tampak memerah. Rintik hujan mulai turun. Lengkap sudah, badan yang lelah ditambah dengan "acara" kehujanan.

Setengah berlari saya mencari tempat berlindung. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan, mempunyai tenda sederhana. Lumayan, pikir saya. Segera saya berteduh, menjumpai bapak penjual yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala.

Dia menyilahkan saya duduk. "Disini saja dik, daripada kehujanan...," begitu katanya saat saya meminta ijin berteduh.

Benar saja, hujan mulai deras, dan kami makin terlihat dalam kesunyian yang pekat. Karena merasa tak nyaman atas kebaikan bapak penjual dan tendanya, saya berkata, "tolong bikin mie goreng pak, di makan disini saja.

Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar.

Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja, mie goreng yang mengepul telah terhidang. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah hujannya tambah deras nih, orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak?" Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam.

"Kalau hujan begini, jadi sedikit yang beli ya Pak?" kata saya, "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau hujan begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru...

"Gusti Allah, ora sare dik, (Allah itu tidak pernah istirahat), begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya." Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung kalau besok masih hujan.....".

Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah ora sare". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Makna nya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan.

Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi, dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok.

Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan mie goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak di benak saya. "Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah, hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan.

Dalam perjalanan pulang, hanya kata itu yang teringat, Gusti Allah Ora Sare..... Gusti Allah Ora Sare.....

Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar.

Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar, dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan. Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa.

Senin, 15 April 2013

Islam... emang gue pikirin!

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ  


Pada hari itu telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu" (Q.S. Al Maidah : 3)

Hari itu adalah hari pertama Ali Thanthawi (alm) mengajar di sekolah menengah umum. Beliau adalah guru agama yang ditugaskan di situ. Begitu beliau sampai di depan kelas, siswa siswi langsung gaduh, ribut tidak karuan. Beliau heran, tadinya anak-anak baik-baik saja, kok sekarang ribut? Ada apa?

Beliau bertanya kepada mereka, "Kenapa begitu saya datang kalian ribut?"
Mereka menjawab, "Sebab sekarang adalah jam pelajaran agama, pelajaran santai dan asal-asalan atau asal ada!"

Itulah gambaran pengalaman Syekh Ali Thanthawi (alm) sewaktu beliau menjadi guru agama Islam di sebuah sekolah di salah satu negara Timur Tengah. Pengalaman ini menggambarkan bahwa agama Islam sudah sedemikian parah dipahami dan dimengerti oleh para anak didik, sampai-sampai mata pelajaran agama dan jamnya dijadikan sebagai saat untuk santai, gaduh dan ribut yang sama sekali tidak ada konsentrasi. Itu dulu, Sekarang, Amerika sedang mempelopori gerakan perang melawan terorisme. Dan salah satu proyeknya adalah mengganti kurikulum pendidikan agama Islam dengan konsepsi dan pemahaman yang diinginkan Amerika. Proyek penggantian kurikulum ini terus digalakkan, termasuk di negara-negara Timur Tengah. Dan jika proyek ini berhasil dan sukses, bisa kita bayangkan akan seperti apakah pemahaman masyarakat terhadap Islam nantinya?

Pada suatu hari, Syekh Ali Thanthawi (alm) bertanya kepada para muridnya, "Mungkinkah kita menjelaskan tentang Islam dalam tempo satu jam kepada orang-orang yang belum memahami Islam?"
Para murid menjawab, "Tidak mungkin , bagaimana kita mungkin menjelaskan apa itu Islam hanya dalam tempo satu jam kepada seseorang yang sama sekali belum mengerti tentang Islam."

Syekh Ali Thanthawi (alm) menjawab, "Tetapi , Rasulullah saw dahulu mampu menjelaskan tentang Islam hanya dalam beberapa kalimat saja, dan seorang badui yang untuk pertama kali mendengarnya, langsung bisa memahaminya dan bahkan mampu menjelaskannya kembali kepada kaumnya. Padahal yang namanya orang badui itu adalah seseorang yang hidupnya nomaden, berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan lain, sesuai dengan wilayah hujan dan rumput. Mereka tidak mengenal budaya perkampungan, perkotaan apalagi peradaban, termasuk juga mereka tidak mengenal agama. Yang mereka kuasai hanyalah logika yang sederhana saja."

Kalau begitu, marilah sekarang kita mencoba mengerti dan memahami Islam dalam tempo yang singkat, namun padat dan jelas, Insya Allah. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua kepada kita semua, amin.

Pada hari Jum'at, tanggal 09 Dzulhijjah tahun 10 H, Rasulullah saw dan para sahabatnya sedang berkumpul di Arafah, sebuah tempat dekat kota Makkah di Semenanjung Arabia. Mereka sedang menjalani sebuah ritual yang dikenal dengan nama wukuf. Saat mereka sedang wukuf itulah Allah SWT menurunkan keterangan tentang agama yang dibawa oleh utusanNya yang terakhir. Keterangan itu (dan selanjutnya kita sebut Firman) berbunyai 

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Pada hari itu telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu" (Q.S. Al Maidah : 3)

Firman Allah SWT menjelaskan kepada kita beberapa hal, yaitu:
1. Agama Islam ini adalah agama yang sempurna. Istilahnya kamil. Di dalam agama ini terdapat berbagai penjelasan dan jalan hidup dalam berbagai sisi kehidupan, baik kehidupan ritual, seremonial, pergaulan, sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan dan sisi-sisi kehidupan lainnya. Tidak ada satu pun sisi kehidupan kecuali agama ini menjelaskan mana yang baik dan membawa manfaat dan mana yang buruk yang mendatangkan mara bahaya.

2. Agama Islam ini adalah kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita secara lengkap. Istilahnya tamam. Terkait dengan Islam adalah nikmat, Rasulullah saw mengajarkan kepada kita agar selesai makan atau minum kita mengucapkan doa yang artinya "segala puji milik Allah swt yang telah memberikan makan dan minum kepada kam, dan menjadikan kami orang-orang Islam. Dalam doa yang diajarkan Rasulullah saw merangkaikan kenikmatan makan dan minum dengan kenikmatan kita sebagai orang Islam. Hal ini menegaskan kepada kita bahwa agama Islam dan ber-Islam adalah sebuah kenikmatan.

Mungkin ada sebagian kita yang bertanya, "Kenapa selama ini kita kok tidak atau kurang begitu merasakan Islam sebagai kenikmatan?"
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa melihat kasus tidak bisa merasakan nikmatnya makan dan minum, yang memang oleh Rasulullah saw dirangkaikan dengan kenikmatan Islam dan ber-Islam

Paling tidak ada dua penyebab, kenapa kita tidak atau kurang merasakan nikmat Islam atau ber-Islam sebagaimana kita tidak atau kurang merasakan nikmat makanan dan minuman.

Perama,
Mungkin karena lemahnya pemahaman kita terhadap Islam. Karena ketidaktahuan kita, makanan yang sebenarnya lezat, nikmat dan bergizi, tidak mau kita konsumsi. Seperti anak kecil, untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, kita harus menyuapinya, dan bahkan mengejar-ngejarnya. Setelah dia dewasa dan paham, dialah yang gantian mengejar-ngejar kita untuk memenuhi permintaannya. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman kita terhadap agama kita, agar bisa merasakan nikmat Islam dan ber-Islam.

Kedua,
Atau mungkin karena adanya penyakit dalam diri kita, sariawan misalnya. Sehingga makanan yang lezat dan enak itu menjadi tidak nikmat dan tidak lezat. Oleh karena itu, marilah kita bersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan jiwa, agar kita bisa menikmati Islam dan ber-Islam.

Ketiga,
Agama Islam adalah agama yang diterima dan diridhai Allah SWT. Istilahnya, agama yang mardhiy. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT pada ayat lain dari Al Quran yaitu 

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ
"Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah SWT hanyalah Islam" (Q.S. Ali Imran : 19)

Bahkan pada ayat yang Allah SWT menjelaskan bahwa Dia tidak akan menerima agama selain Islam, dan siapa saja yang mengikuti selain Islam, di dunia amalnya tidak akan diterima dan di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi. Allah SWT berfirman

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
" Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi" (Q.S. Ali Imran : 85)

Itulah satu sisi gambaran tentang Islam, dan masih banyak lagi gambaran-gambaran lainnya, baik yang ada dalam Al Quran maupun yang ada dalam hadits Rasulullah saw, ataupun dalam kehidupan para sahabat Nabi saw, generasi yang pertama-tama menerapkan dan mempraktekkan Islam dan ber-Islam dalam kehidupan mereka, semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada kita untuk terus meningkatkan wawasan dan pemahaman kita, dan semoga kita tidak meninggal kecuali dalam keadaan muslim, amiin

Oleh : Ust. Musyaffa A. Rahim, Lc.




Nasib Jadi Orang Miskin,,, Gak Adil !!!

Suatu hari empat murid Jamil mendapat hadiah sekantung permen. Mereka mendatangi Jamil dan meminta untuk membagikan permen itu secara adil.

"Baiklah,"kata Jamil, "tetapi mana yang kalian pilih. Pembagian dengan cara Allah atau dengan cara manusia?

"Tentu saja dengan cara Allah" jawab murid-muridnya spontan.

Jamil membuka kantung permen itu dan memberikan dua genggam permen pada seorang muridnya, satu genggam permen pada seorang muridnya, satu genggam permen kepada yang lain, hanya dua butir permen pada murid yang lain dan murid yang keempat tak mendapat satu pun.

"Pembagian macam apa ini?" murid-muridnya bertanya dengan heran.

"Begitulah cara Allah membagi,"Jawab Jamil, "Dia memberikan seseorang dengan berlimpah dan ada yang tidak mendapat apapun. Jika tadi kalian memintaku membagi dengan cara manusia, tentu aku akan membagikannya dengan jumlah yang sama pada setiap orang.

Jika semua adalah kaya tentu tak ada si miskin,
Jika semua kaya maka tak ada zakat, infaq, shodaqoh.
Bagi si miskin cukup sabar dan ibadah yang jadi ladang amalnya,
Sedang bagi si kaya zakat jadi wajib, infaq jadi harus, shodaqoh sudah sewajarnya, belum lagi orang kayaakan dihisab jauh lebih lama dan detail. Dari mana kemana hartanya di belanjakan dan hal itu bisa membawanya ke syurga jika hartanya diberikan pada yang hak dan hal itu juga bisa membawanya ke neraka jika dia tak melihat saudara sekelilingnya yang kekurangan

Pencari Tuhan

Sosok dalam keremangan senja itu tercenung. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat bintang, lalu dia berkata, ''Inilah Tuhanku''. Namun, tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, ''Saya tidak suka kepada yang tenggelam.'' Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, ''Inilah Tuhanku''.

Namun, setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ''Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang sesat.'' Kemudian, tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ''Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar'', maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, ''Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.'' (QS Al-An'am: 76--78).

Demikianlah, proses pencarian sang Pencipta yang pernah dilakukan oleh Bapak Para Nabi, Ibrahim Khalilullah, dengan memahami fenomena alam disertai dengan kesadaran jernih, dimulai dari awal rangkaian sebab-sebab dan mencapai penemuan Tuhan Alam Semesta.

Begitu pula kita, tiap-tiap kita telah dianugerahi kemampuan untuk meneliti alam dengan pandangan komprehensif. Melalui indra, kita tidak lagi melihat alam sebagai sekadar kumpulan bagian-bagian yang saling terisolasi, tetapi harus dapat memperhatikan kesalinghubungan di antarbagian itu dan kesamaan asal-usulnya.

Peredaran matahari dan bulan (QS Ar-Rahman: 5), turunnya hujan dan ragam buah-buahan (QS Al-Baqarah:22), tiupan angin untuk penyerbukan (QS Al- Hijr: 22), geografi dan kosmologi (QS Al-Ghasyiyah: 18--20), dan manfaat besi (QS Al-Hadid: 25), adalah sebagian dari fenomena alam yang harus secara integral kita pahami. Kemudian sampailah pada kesimpulan dan keyakinan tentang keberadaan Tuhan, Sang Pencipta (QS Fussilat:53).

Selanjutnya, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa beliau diutus kepada seluruh manusia sejak zamannya hingga akhir zaman nanti, dengan membawa Alquran sebagai mukjizat, untuk melemahkan (li ikjazi) argumentasi orang-orang kafir. Telah terbukti bahwa Alquran itu adalah benar-benar kalam Allah, bukan buatan Muhammad SAW yang ummi, ataupun buatan penyair-penyair Arab tersohor (QS Al-Baqarah:23).

Terakhir, dengan diutusnya Rasulullah SAW dan pemberitahuan Alquran, barulah kita mengetahui bahwa Tuhan (Ilah) itu adalah Allah, seperti dijelaskan dalam Surat Luqman ayat 25, ''Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Tentu mereka akan menjawab, 'Allah'. Katakanlah, 'Segala puji bagi Allah', tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.'' Wallahu a'lam.
Sumber : Republika Online