Selasa, 07 Mei 2013
Bahaya Ghibah bagi Gerakan Dakwah
Ghibah sangat berbahaya bagi gerakan dakwah. Karena salah satu faktor yang dapat merusak barisan, mengurai ikatan, dan menggunang bangunan dakwah menurut Ustadz Fathi Yakan, adalah lahirnya perilaku suka bergunjing, mengadu domba, mengintai aib orang lain, banyak bicara, dan tersebarnya itu semua tanpa kendali dengan alasan memperbaiki keadaan melalui amar makruf nahi munkar.
Penyakit yang berbahaya ini, lanjut beliau, sayangnya telah mewarnai gerakan Islam diseluruh wilayah Islam, baik di lingkup lokal, regional, maupun negara. Hasilnya adalah: rasa rendah diri, goncangannya barisan, tiadanya tsiqah, serta tersingkapnya kelemahan harokah di hadapan musuh.
Membudayanya sikap suka bicara dan menceritakan apa yang didengar tanpa seleksi dapat menyebabkan gerakan Islam hancur. Bermula dari mencela qiyadah lalu meragukan konsep, akhirnya hancurlah bangunan harakah sama sekali.
Ustadz Fathi yakan menegaskan nasehatnya kepada para pengemban dakwah yang berperilaku seperti itu untuk takut kepada Allah dari menodai kehormatan saudara-saudaranya. Jangan sampai mereka melukai saudara-saudaranya itu seperti seorang dokter memotong-motong jenazah, atau seperti tukang jagal memotong hewan, tanpa menjaga ucapan dan etika perbedaan antar sesama, obyektifitas dalam mengkritik, serta memperhatikan pilihan kata yang tepat ketika melemparkan pembicaraannya.
Hendaknya mereka memperhatikan firman Allah SWT, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar"(QS. Al-Ahzab, 33:70-71)
Mereka pun hendaknya merenungkan hadits berikut:
Dari Sufyan bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Saya bertanya 'Wahai Rasulullah, katakan kepadaku sesuatu yang bisa kujadikan pegangan:' Beliau menjawab, 'Katakan bahwa Tuhanku adalah Allah lalu istiqomahlah.' Saya bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, apa yang paling Anda khawatirkan atas diriku?' Rasulullah menunjuk mulutnya sendiri dan berkata, 'ini'"(HR.Tirmidzi).
Kemudian hendaknya mereka mengindahkan sabda Nabi shalallahu'alaihi wa sallam,
"Sungguh salah seorang diantara kalian berbicara dengan kata-kata yang membuat murka Allah tanpa dipertimbangkan akibatnya, maka Allah menetapkan dengan ucapannya itu murka-Nya hingga hari kiamat"(HR.Tirmidzi)
Jadi, virus ghibah ini harus diberantas, dan dihambat pertumbuhannya. Terutama di lingkungan pergerakan dakwah. Karena bagaimana kita akan mengobati penyakit-penyakit umat, jika para aktivis, da'i, ustadz dan ulamanya tidak mengobati penyakit-penyakitnya sendiri?
Wallahu a'lam....
Al Intima edisi 015
Senin, 06 Mei 2013
Dua Laut Yang Tidak Pernah Bercampur (Surat Ar-Rahman: 19-20)
Beberapa hari yang lalu saya baru saja usai menuntaskan mengaji Surat Ar-Rahman. Setiap selesai shalat Maghrib saya punya kebiasaan mengaji Al-Quran. Surat Ar-Rahman adalah surat yang “ajaib” menurut saya, karena di dalamnya Tuhan berulangkali menjelaskan “Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?”. Saya ingin mengulas posting tentang surat ini pada lain waktu, insya Allah.
Tadi pagi saya menerima kiriman foto dari rekan dosen ITB melalui milis. Ini foto yang mengagumkan, sebab foto ini membuktikan kebenaran Surat Ar-Rahman ayat 19 dan 20 yang berbunyi:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)
Inilah foto tersebut, yang memperlihatkan aliran dua lautan yang tidak pernah bercampur, seolah-olah ada sekat atau dinding yang memisahkannya.
Subhanallah, Maha Besar Allah Yang Maha Agung. Ternyata air laut yang tidak bercampur itu benar-benar ada. Saya sudah sering membaca ayat tersebut, tapi masih belum tahu di mana gerangan air laut yang tidak pernah bercampur itu. Ayat lain yang menceritakan fenomena yang sama terdapat pada Surat Al-Furqan ayat 53 yang berbunyi:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53)
Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol
Dari hasil googling saya di internet, saya menemukan penjelasan ilmiah tentang laut tersebut. Berikut hasil kutipan saya saya dari berbagai sumber di internet:
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Hal ini dikarenakan perbedaan suhu, kadar garam, dan kerapatan air (density)nya. Air laut di Laut Tengah (Mediterania) memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik. Lalu apakah air ini akan bercampur dengan air di Samudera Atlantik?
TIDAK!. Lho?? Ternyata ketika air laut dari Laut Tengah menuju Samudera Atlantik, mereka tidak mencampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah. Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap. Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Ternyarta, air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari Samudera Atlantik ini menyusup dibawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik. Air dari Laut Tengah ini menyusup di bawah air dari Samudera Atlantik di bawah kedalaman 1000 meter dari permukaan Samudera Atlantik.
Saya terkagum-kagum dengan fenomena alam ciptaan Allah SWT. Al-Quran sudah menyebutkan fenomena ini 15 abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern mengungkapkannya pada abad 20.
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan? Maha benar Allah Yang Maha Agung.
fb: Mukjizat dan doa
Kamis, 02 Mei 2013
Mendung Petanda Hujan (iptek anak)
Saat musim hujan tiba, mama dan papa pasti khawatir jika kita pergi
ke luar rumah tanpa membawa payung. Karenanya, kita terbiasa menengadahkan
kepala ke atas, memandang langit untuk menebak apakah sebentar lagi akan turun
hujan atau tidak dengan melihat warna awan. Jika awan berwarna abu-abu atau
kehitaman, tandanya tak lama lagi akan turun hujan. Semakin pekat dan gelap
warna awan, hujannya bakal semakin deras.
Menurut Richard Brill, asisten profesor di Honolulu Comminity College, Hawaii, untuk mengetahui jawabannya, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Awan mendung sebetulnya tersusun atas butiran-butiran kecil air dan kristal es bila suhu udara cukup dingin. Nah, pada awan yang tipis, kebanyakan sinar matahari yang menerpanya akan diteruskan, sehingga akan tampak berwarna keputihan jika dilihat dari permukaan bumi. Namun pada awan yang pekat dan tebal, akan sedikit sinar matahari yang mampu menembusnya. Semakin tebal awan tersebut, sinar yang diteruskan semakin sedikit. Akibatnya, awan yang tebal akan tampak berwarna gelap di permukaan bawahnya, namun masih menghamburkan semua cahaya. Kita melihatnya berwarna abu-abu.
Awan mendung, menurut Douglas Wesley, pakar meteorologi dari the Cooperative Program for Operational Metereology, Education and Training (COMET) memang mengandung berton-ton air. Air ini siap tertumpah ke bumi. Lalu mengapa awan yang mengandung berton-ton air itu tidak jatuh ya?
Inilah uniknya, teman-teman. Ternyata, meskipun jumlahnya banyak, ukuran butiran air dan es yang membentuk awan hitam sangatlah kecil. Karenanya, butiran-butiran yang sangat ringan ini tidak jatuh, melainkan melayang-layang di udara. Secara sederhana, kamu bisa membayangkan butiran debu. Ketika sinar matahari memasuki rumah melalui lubang atap yang bocor, kamu bisa melihat dengan jelas butiran debu yang melayang-layang di udara, seperti itulah butiran air dan es di awan.
Teman-teman, begitulah sedikit cerita tentang awan mendung. Selama ini mungkin kita terbiasa melihatnya sebagai hal yang sederhana saja dan tak pernah berpikir jauh tentang warna awan. Padahal Pencipta alam semesta beserta segala isinya adalah Allah, Pencipta Mahasempurna. Segala sesuatu yang diciptakan Allah pastilah senantiasa menarik untuk kita cermati lebih lanjut sehingga akan membuat kita kagum akan kebesaran-Nya. Tidak heran jika Allah menyuruh kita untuk memikirkan dan meneliti ciptaan Allah yang satu ini dalam ayat berikut:
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih,
maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya… (QS. An Nuur,
24:43)
www.geocities.com
Si Jago Minum dari Padang Pasir (iptek anak)
Adik-adik, tahukah kalian bahwa Allah telah menciptakan binatang
istimewa yang hidup di padang pasir untuk melayani manusia yang ada di sana?
Dialah unta, hewan yang sangat ajaib. Tidak heran jika Allah menyeru kita agar
memperhatikan penciptaan unta dalam ayat berikut:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia
diciptakan.” (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)
Jika kalian amati unta dengan baik, akan kalian saksikan bahwa
setiap bagian tubuhnya adalah keajaiban penciptaan.
Unta dapat bertahan hidup hingga 8 hari pada suhu 50OC tanpa makan
dan minum. Ketika menemukan sumber air, unta mampu meminum air sebanyak
sepertiga berat badannya dalam waktu 10 menit. Ini berarti 130 liter dalam
sekali minum. Jika dalam sehari kalian mampu meneguk 10 gelas air minum,
misalnya, maka unta dapat meminum sekitar 120 gelas air dalam waktu 10 menit.
Air ini disimpan dalam bentuk lemak pada punuk unta.
![]() Unta mampu memakan duri tumbuhan. Selain itu, unta Dromedary mampu hidup dalam lingkungan bersuhu -52oC di dataran tinggi di Asia Tengah. |
Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun
pencernaan unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan
mulutnya telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah.
Perutnya juga memiliki desain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk
mencerna hampir semua tumbuhan gurun pasir.
Allah juga telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta
sehingga mampu bertahan terhadap badai pasir yang menyesakkan nafas dan
membutakan mata. Kelopak mata unta melindungi matanya dari debu dan butiran
pasir. Namun, kelopak mata ini juga tembus cahaya sehingga unta tetap dapat
melihat meskipun matanya tertutup. Bulu mata yang panjang dan tebal khusus
diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam matanya. Hidung unta juga
memiliki bentuk khusus sehingga dapat menutup ketika badai pasir menerpa.
Unta takkan terperosok ke dalam pasir gurun sekalipun membawa
muatan seberat ratusan kilogram. Ini karena kakinya telah diciptakan khusus
untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam
ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang
menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh
unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan
sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari
terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung
yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang
bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini
mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh
dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian.
inside-magazine.com
Langganan:
Postingan (Atom)